Selalu Mandi dan Mengakar


Oleh: Dr. Juni Wati Sri Rizki, S. Sos., M.A.



Hampir dalam setiap unggahan saya di media sosial, saya selalu menyematkan #selalumandidanmengakar.  Sesungguhnya ini adalah motto hidup saya. Kegemaran sekaligus kepiawaian saya membuat akronim membuat saya terbiasa dan nyaman menggunakan diksi ini. Ini bukan sekadar akronim. Di dalam diksi ini juga terkandung makna filosofis yang dalam.

Mandi adalah singkatan dari memantaskan diri. Sebagaimana kebiasaan kita saat akan melakukan aktifitas rutin maupun aktifitas khusus, biasanya selalu diawali dengan mandi. Gunanya adalah untuk menyegarkan badan, sekaligus untuk kebersihan dan keindahan penampilan.  Sebab, sesudah mandi biasanya kita berdandan, serta merapikan diri dan pakaian yang dikenakan, supaya terlihat pantas. Tujuannya adalah membuat diri kita  merasa nyaman dan percaya diri.

Bagi saya, kata "mandi" dalam konteks ini mengandung makna ganda yang saling menguatkan, yaitu mandi secara filosofis, sekaligus mandi sebagai istilah logis-estetis yang sarat nilai etis. Istilah yang mudah diingat dan diucapkan, sekaligus berfungsi sebagai motivasi kehidupan 

Adapun kata "mengakar", adalah singkatan dari mengabdikan diri dengan karya. Idealnya, sesuatu yang mengakar akan tumbuh dan berkembang dengan baik, serta menghasilkan manfaat. Jadi, dalam konteks ini, saya gunakan kata "mengakar", agar saya senantiasa termotivasi untuk berkarya dan menjadi insan yang bermanfaat bagi semesta. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاس

"Sebaik-baik  manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. " (Hadits Riwayat Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)¹. 

Contoh paling dekat dari  tindakan saya yang #selalumandidanmengakar adalah menukil hadis ini. Saya sangat terkesan dengan hadis ini sejak pertama kali saya baca, tertempel di dinding gedung asrama pesantren tempat anak saya mondok. Saya renungkan dan saya amalkan.  Saat saya kutip dalam tulisan ini, saya berupaya sedemikian rupa menemukan referensi yang paling pas, sesuai pemahaman saya, untuk memastikan keshahihannya. 

Dalam  lingkup yang lebih luas, saya senantiasa berupaya untuk memantaskan diri sesuai dengan gelar dan status yang melekat dalam diri saya. Sebagai seorang akademisi berpendidikan tinggi,  saya selalu mempertimbangkan dengan matang apapun yang akan saya sampaikan dan apapun yang akan saya lakukan.

Sebagai akademisi di bidang ilmu komunikasi,  pemahaman bahwa "communication is irreversible ",  sebagaimana yang ditegaskan Joseph A. Devito², senantiasa  saya pedomani. Petuah Devito ini sangat membantu dalam mengingatkan saya untuk senantiasa berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain tanpa alasan yang manusiawi. Dan jangan sampai pula merusak harga diri dan marwah saya. Selain itu, saya juga senantiasa berupaya agar apapun yang saya sampaikan dan apapun yang saya lakukan bisa bermanfaat dan menginspirasi orang-orang di sekitar saya.

Inspirasi terbaru dari diri saya adalah ketika saya kembali diberi amanah sebagai anggota senat UIN Syahada Padangsidimpuan per 19 Oktober 2023. Ini adalah periode keempat saya menjadi anggota senat. 


Sejak tahun 2016 saya sudah diangkat menjadi anggota senat IAIN Padangsidimpuan, tepatnya beberapa bulan setelah pengunduran diri saya sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dikabulkan pimpinan, karena alasan kesehatan. Kemudian keanggotaan senat saya berlanjut hingga periode berikutnya di tahun 2018. Di tahun 2022, setelah IAIN Padangsidimpuan berganti pimpinan dari Prof.  Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL. saya tetap diberi amanah sebagai anggota senat untuk periode ketiga. 

Selanjutnya, setelah IAIN Padangsidimpuan beralih status menjadi UIN, saya tidak lagi memenuhi kualifikasi untuk menjadi anggota senat, karena saat itu jabatan fungsional saya masih lektor. Statuta UIN syahada Padangsidimpuan mensyaratkan bahwa anggota senat minimal memiliki kualifikasi pendidikan doktor dan jabatan fungsional lektor kepala. 

Dalam sebuah kesempatan tidak formal, tepatnya saat menghadiri resepsi pernikahan putra seorang kolega di awal tahun 2023, saya bertemu dengan Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan, Bapak Dr. Muhammad Darwis Dasopang, M. Ag. Pada saat itu beliau mengingatkan saya agar segera berproses untuk naik pangkat/ jabatan menjadi lektor kepala, karena posisi anggota senat utusan dosen dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi masih dikosongkan.

Saya memaknai ini sebagai perintah serta harapan dari pimpinan,  dan sekaligus menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai ASN. Saya sangat menghormati pimpinan saya, dan tentu saja saya pun harus patuh pada perintah beliau.  Di sisi lain, saya merasa sangat terhormat.  Sebab, saya tahu persis ada orang lain yang sudah memenuhi kualifikasi, namun tidak diusulkan menjadi anggota senat. Sayalah yang diharapkan untuk tetap mengisi posisi anggota senat sebagaimana sebelumnya. 

Singkat cerita, setelah berproses sekian bulan,  pada 25 September 2023, secara resmi saya naik jabatan menjadi lektor kepala. Kurang dari satu bulan setelahnya,  tepatnya 19 Oktober 2023, saya menerima SK sebagai anggota senat UIN syahada Padangsidimpuan. Sebagaimana saya sampaikan, ini merupakan periode keempat saya menjadi anggota senat.  Sayapun berkelakar, mendaulat diri saya sendiri sebagai anggota senat sepanjang hayat.  

Tentu saja kelakar saya ini sangat logis.  Saya berpeluang menjadi anggota senat sepanjang hayat, apabila saya sudah mencapai jabatan akademik tertinggi, yakni guru besar. Alhamdulillah "tiket" untuk menjadi guru besar sudah saya miliki. Tinggal selangkah lagi untuk mencapainya. Selama saya terus berkarya,  jabatan fungsional guru besar ada di depan mata. Dengan demikian "mengakar" bukan hanya mengabdikan diri dengan karya, melainkan juga mengabadikan diri lewat karya. 

Semoga menginspirasi.  Mari #selalumandidanmengakar 



¹ https://muallimin.sch.id/2016/01/20/jadilah-orang-yang-bermanfaat/

² Joseph A. Devito. 2022. The Interpersonal Communication Book, 16th edition.  New York: Pearson Education.

Post a Comment

0 Comments