Sederet kisah telah kubaca. Setumpuk nama terukir di sana. Memantik haru menggugah rasa. Hingga terlupa rasa kecewa.
Semesta jiwa yang pernah terguncang. Tak terima atas perlakuan dunia yang kerap kali curang. Tak rela atas kenyataan tentang penghianatan. Pun hati yang seakan tak bisa ikhlas untuk memaafkan kesalahan.
Tapi tidak kali ini! Setelah kucermati titah Sang Sufi. Pencinta sejati. Yang telah terbebas dari nafsu duniawi.
Indahnya tarian Rumi yang sarat refleksi. Juga bait-bait diksinya yang tersusun indah mengalahkan puisi. Semuanya sudah cukup untuk menyentak hati yang sempat oleng bak kapal patah kemudi, seakan kehilangan jati diri. Hingga kembali bangkit lalu bergegas kembali kepada-Mu ya, Illahi.
Terima kasih ya, Robbi, atas do'a-do'a dan munajat yang telah engkau perkenankan hari ini, esok dan juga nanti. Bantu hamba untuk senantiasa berada di jalan-Mu tanpa henti, laksana Rabiah Al-Adhawiyah. Sang Mahabbah yang senantiasa memuja-Mu tanpa pernah lelah dan tak pula lengah.
Dengan Kemahaagungan-Mu, ya Azhiim, ya Muhaimin, Yang Maha Kuasa atas segala urusan dan perkara kehidupan. Teguhkanlah iman hamba ya, Hafizh, ya, Rahman. Jauhkanlah hamba dari godaan duniawi yang melenakan. Lindungilah hamba dari tipu daya syaitan yang menyesatkan.
Sungguh, telah Engkau cukupkan nikmat-Mu untuk hamba. Jadikanlah syukur senantiasa menggema di relung batin hamba. Tanpa ternoda sedikitpun oleh nafsu angkara. Tanpa terjeda sedetikpun oleh kesibukan dunia.
Segala yang Engkau anugerahkan jadilah cahaya bagi jiwa. Penopang raga dalam segala suasana. Peneguh iman agar kekal senantiasa. Penuntun langkah agar istiqomah menempuh jalan takwa.
Padangsidimpuan, 14 Januari 2024
0 Comments