Allah dan Kendali Diri


Pernahkah melihat orang yang sibuk memikirkan materi? Pernahkah menyaksikan orang yang senantiasa berkutat dengan nafsu duniawi? Bersusah payah hidup hanya untuk mendapatkan puja-puji dan apresiasi semu yang membutakan nalar dan mata hati? Lalu,  atas nama gengsi dan "harga diri" terkadang nekat memaksakan diri hingga lepas kendali. Ataukah diri kita sendiri juga berada dalam situasi seperti ini? Naudzubillah min dzalik.

Hidup soal kendali diri. Memilah dan memilih antara keinginan dan kebutuhan adalah kunci. Jangan sampai terjebak dalam ruang ilusi yang melulu soal gengsi dan harga diri di mata insani. Yang patut dijadikan pertimbangan utama hanyalah rida Illahi.  

Segala niat dalam berbuat hendaklah tertuju pada Allah Subhana wa Ta'ala,  Sang Maha Kuasa. Penguasa langit dan bumi serta seluruh planet yang mengitari. Pemilik alam semesta dan segenap isinya. Penentu takdir dan jalan kehidupan seluruh makhluk di dunia. 

Boleh saja kita punya keinginan.  Boleh saja kita punya kemauan. Namun, jangan lupa mempertimbangkan aspek kebutuhan,  kemanfaatan, kemampuan diri, serta kepantasan menurut aturan. Aturan yang dimaksud adalah aturan Tuhan,  Allah Azza wa Jalla. 

Tugas kita adalah beriktiar sembari berserah diri kepada-Nya. Memohon rida dan keberkahan atas segenap upaya harus senantiasa dilakukan dengan penuh pengharapan.  Kita harus yakin bahwa hanya dengan kehendak Allah segala sesuatu itu terjadi, dan hanya dengan kehendak Allah pula segala impian dan cita-cita bisa tercapai. 

Dengan menyadari kemahakuasaan Allah,  hati kita akan selalu tenang.  Kita juga akan terlepas dari arogansi serta ambisi kekuasaan yang selalu ingin mendominasi. Sebaliknya,  kita akan menyadari dan menerima kenyataan bahwa kita adalah makhluk dengan segala keterbatasan. Sebagai hamba Tuhan,  tidak semua hal dapat kita raih dan  tidak semua hal dapat kita miliki.

Ketika gagal mencapai sesuatu,  kita harus menyadari bahwa itulah ketentuan terbaik dari Sang Maha Penentu Takdir. Pun, ketika kita berhasil mewujudkan impian, sampai ke tujuan, atau bahkan sukses melampaui  harapan, maka kita harus mengklaim itu sebagai bukti kemahakuasaan dan keagungan, serta anugerah dari Sang Maha Rahman.

Mari teguhkan keyakinan dalam hati bahwa tidak ada tempat bersandar yang lebih kuat dan lebih perkasa selain Allah. Tidak ada yang lebih berhak jadi tumpuan harapan selain Allah. Allah Maha Segalanya.  Makhluk apapun hanya bisa berharap kepada-Nya.

JWS. Rizki 


Padangsidimpuan, 19 April 2024

Jelang rehat malam 


Post a Comment

0 Comments