MENULIS ARTIKEL BERKUALITAS DAN BERKELAS:

 

Kiat Menembus Media Massa*

Dr. Juni Wati Sri Rizki., S. Sos., M.A.

 

A. Pendahuluan

Menulis adalah kegiatan yang biasa dilakukan di perguruan tinggi. Menulis merupakan keharusan bagi setiap mahasiswa maupun dosen, karena menulis adalah wujud kemampuan berkomunikasi dan berekspresi secara tertulis bagi kaum terdidik. Hal ini sebagai upaya pemenuhan komponen tridharma perguruan tinggi, baik dalam aspek pendidikan/ pengajaran, aspek penelitian dan publikasi ilmiah, maupun aspek pengabdian masyarakat.

Tujuan menulis pada hakikatnya tentu saja bukan sebatas memenuhi tridharma perguruan tinggi, melainkan sebagai upaya untuk meneguhkan eksistensi diri. Dengan menulis, kita bebas mengekspresikan pemikiran, sebab menulis adalah cara paling merdeka untuk menuangkan isi jiwa, tanpa didebat dan diinterupsi secara langsung. Karena itu, menulis menjadi cara paling nikmat untuk mengungkapkan pendapat.

Selain itu, dengan menulis ide atau gagasan kita akan abadi.  Hal ini sebagaimana ungkapan dalam peribahasa latin: Verba volant, scripta manent (kata-kata lisan akan hilang, sedangkan tulisan akan abadi). Dengan demikian, menulis sebagai upaya mengabadikan isi pikiran.

Sepanjang lintasan sejarah, banyak tokoh yang kita kenal lewat tulisannya. Meski tak pernah bersua raga, tak pernah bertemu rupa, keberadaan mereka nyata terjelma lewat karya-karya tulis yang mereka hasilkan. Sebut saja antara lain Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Gazhali dan lainnya. Mereka dikenal sebagai filsuf muslim yang mashur dengan kitab-kitab monumentalnya. Hingga saat ini kitab-kitab dimaksud tetap dijadikan rujukan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang kajian baik di tingkat pendidikan dasar dan menengah, maupun di perguruan tinggi.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, aktivitas menulis semakin berkembang. Wadah dan bentuknya pun semakin beragam. Salah satu bentuk tulisan yang popular di kalangan mahasiswa dan dosen adalah artikel. Secara umum, artikel  dapat diartikan sebagai karya tulis lengkap. Artikel biasa dimuat di jurnal ilmiah maupun di media massa. Laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar dan sebagainya adalah wujud artikel. Mengacu kepada pendapat  Tjuk Swarsono, sebagaimana dikutip Djuroto dan Suprijadi (2009: 4) artikel adalah karangan yang menampung gagasan dan opini penulis, bisa berupa gagasan murni atau memungut dari sumber lain, referensi, perpustakaan, pernyataan orang dan sebagainya. Artikel mengharuskan penulis mencantumkan namanya secara lengkap (by name), sebagai bentuk tanggung jawab atas kebenaran tulisannya.

Pendapat senada dikemukakan Asep Syamsul M. Romli bahwa artikel adalah karangan faktual (non fiksi), tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. (Djuroto dan Suprijadi, 2009: 4-5)

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dipahami bahwa artikel termasuk tulisan kategori pandangan (views), yaitu tulisan yang berisi pandangan, ide, opini, penilaian penulisnya tentang suatu masalah atau peristiwa. Aspek opini atau gagasan penulis inilah yang menjadi kekhasan artikel, baik artikel ilmiah di jurnal ilmiah, maupun artikel popular di media massa.

Artikel di jurnal ilmiah tentu saja memiliki kekhususan dibandingkan artikel di media massa, baik dari segi isi, pola pemaparan, maupun gaya bahasanya. Artikel di jurnal ilmiah biasa disebut makalah, sedangkan artikel di media massa biasa disebut esai. Menulis makalah maupun esai sama-sama penting bagi mahasiswa dan dosen. Keduanya sama-sama memerlukan keterampilan dalam penulisannya agar menjadi bahan bacaan yang menarik dan berkualitas. Oleh sebab itu perlu dipahami kaidah-kaidah penulisannya masing-masing.

 

B. Menulis Artikel di Media Massa

Dalam konteks masa kini, artikel biasa dimuat dalam blog atau situs (web). Kehadiran media massa dan media online yang sangat masif dewasa ini membuka peluang besar bagi penulis artikel esai, khususnya kalangan mahasiswa. Selain sebagai sarana untuk menuangkan gagasan, juga sebagai lahan untuk menghasilkan uang. Banyak platform media online yang menyediakan honorarium bagi penulis artikel di medianya. Sementara itu, di media massa sendiri pada umumnya sudah sejak lama menerapkan kebijakan standar honorarium bagi penulis artikel. Artinya, menulis artikel adalah ladang penghasilan yang menjanjikan. Tentu saja dalam hal ini berlaku syarat dan ketentuan.

Penulisan artikel di media massa sesungguhnya menunjukkan kesalingan antara media dengan pembacanya. Dengan kata lain, ada manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi penerbit media: Adanya artikel berfungsi untuk membedakan pemuatan berita dan opini. Selain itu artikel juga menjadi bukti umpan balik bagi penerbitan medianya. Adapun bagi penulis (sekaligus pembaca media), artikel di media massa menjadi wadah inspirasi sekaligus sebagai ruang aspirasi dan partisipasi.

Tidak mudah dan tidak pula sulit menembus media. Kuncinya adalah memahami karakteristik dan arah sajian media. Pada umumnya, kualitas gagasan dalam tulisan menjadi penentu layak atau tidaknya artikel di muat media. Sementara itu reputasi media menjadi penentu berkelas atau tidaknya penulis artikel. Dengan demikian, untuk bisa menjadi penulis berkelas, harus terampil menulis artikel berkualitas.

Agar artikel yang dihasilkan berkualitas dan berkelas, penulis harus terampil dalam mengorganisasikan ide, mengajukan argumentasi dan membuka ruang diskusi, serta menyajikannya secara utuh dalam tulisan. Di samping itu penulis juga harus memiliki pemahaman seputar aturan keredaksian.

Sesuai karakteristik media massa, sajian artikel di media massa juga harus mempertimbangkan aspek aktualitas. Untuk itu, penulis harus jeli melakukan pengamatan dan menuliskan pengalaman seputar realita kehidupan. Di samping itu, penulis juga harus aktif mengikuti perbincangan/ diskusi seputar trending topic di media sosial dan media massa. Penulis juga perlu menelaah kebijakan/ regulasi yang berlaku, yaitu segala aturan yang ditetapkan pemerintah yang berimplikasi pada kehidupan masyarakat. Dan yang tidak kalah aktualnya, tentunya menulis seputar situasi perayaan yang sedang berlangsung, misalnya, perayaan hari besar nasional, maupun hari besar agama.

Adapun komponen utama artikel media massa adalah sebagai berikut: Pertama, fakta sebagai data. Dalam hal ini, penulis harus menyajikan kenyataan sebenarnya, bukan pernyataan. Kedua, interpretasi, yaitu penafsiran atau pemahaman penulis terhadap fakta. Adapun komponen yang ketiga adalah opini, yaitu pendapat atau pandangan penulis.

Selain ketiga komponen utama tersebut, penulisan judul artikel juga perlu diperhatikan. Ada 3 syarat judul artikel media massa, yaitu: Atraktif dan baru; Singkat; Serta relevan dengan isi tulisan. Penulisan judul artikel media massa biasanya tidak menggunakan kata sambung dan imbuhan. Selain itu, harus menggunakan kata-kata yang sudah umum diketahui pembaca. Kalaupun menggunakan singkatan, tidak perlu diuraikan kepanjangannya, contohnya: “WNI Sulit dapat KTP, WNI Masuk DPT”.

Kualitas artikel sendiri dapat diukur dari hal-hal sebagai berikut: Pertama, keaslian dan kebaruan ulasan (unik). Hal ini mengacu pada karakteristik massa, yang membedakan berita dengan informasi. Media massa harus selalu menyajikan berita, yaitu sesuatu yang baru dan terkini, bukan informasi, yang bisa saja sudah banyak diketahui masyarakat. Kedua, didukung data. Dalam hal ini, opini yang disajikan penulis harus berbasis data dan fakta, bukan argumentasi lepas semata. Ketiga, mengikuti kaidah penulisan formal (PUEBI). Keempat, alur pikir penulisan harus runtut dan mudah dipahami. Adapun kriteria kualitas artikel yang terakhir adalah bermanfaat. Artikel yang disajikan harus menawarkan solusi atau menghadirkan inspirasi bagi kalangan pembaca.

Berdasarkan pengalaman menulis di media massa, berikut ini penulis sajikan ketentuan-ketentuan keredaksian yang biasa berlaku dalam penulisan artikel: Pertama, tulisan harus orisinil, artinya belum pernah dimuat di media lain. Kedua, aktual dan faktual, artinya harus terkait dengan topik yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat, dengan didukung fakta-fakta terbaru. Ketiga, mengandung unsur ilmiah populer, bukan ilmiah teknis, artinya gaya penyajian dan pilihan bahasa/ istilah yang digunakan harus disesuaikan dengan pemahaman masyarakat awam secara umum. Keempat, mengandung gagasan sentral yang jelas, bukan sekadar pernyataan-pernyataan lepas, artinya, ada ide pokok yang dikemukakan. Kelima, mengutamakan gagasan sendiri. Seandainya penulis artikel  merangkum pendapat orang lain, maka harus menyebutkan sumbernya. Keenam, Artikel tidak mengandung sesuatu yang meyinggung SARA. Ketujuh, artikel tidak mengandung hal-hal yang dapat dikategorikan menghina pejabat negara, pemerintah, maupun kepala negara. Kedelapan, secara implisit maupun eksplisit tidak mengandung paham atau ideologi yang dilarang pemerintah atau bertentangan dengan pancasila. Kesembilan, artikel tidak menyerang pribadi atau memojokkan pihak-pihak tertentu. Kesepuluh, artikel tidak melanggar kesusilaan. Kesebelas, materi artikel tidak merupakan promosi komersil terhadap produk tertentu. Dan yang terakhir, artikel bukan merupakan “trial by the press” (penghakiman).

 

C. Penutup

Dengan mempedomani berbagai ketentuan-ketentuan penulisan artikel yang berlaku di media massa, maka siapapun berpeluang menjadi penulis berkualitas dan berkelas. Kualitas tulisan akan terbentuk seiring proses penulisan yang dijalani. Biasanya, semakin sering menulis, maka kemampuan menulis akan semakin terasah. Semakin sering tulisan dimuat media massa, maka penulis akan semakin berkelas. Dengan demikian, menulis artikel yang berkulitas di media massa adalah jalan menuju penulis professional yang berkelas

 

Daftar Bacaan:

Darju Prasetya, 2019, The Creative Secret of Writing: Rahasia Kreatif Menulis di Media Massa, Jogjakarta: Deepublish

Elise K. Parsigian, 2013, Mass Media Writing, New York, London: Routledge

James G. Stovall, 2015, Writing for The Mass Media, London: Pearson Education.

M. Arif Hakim, 2017, Kiat Menulis  Artikel di Media: Dari Pemula Hingga Mahir, Bandung: Nuansa Cendekia

R. Kunjana Rahardi, 2012, Menulis Artikel Opini dan Kolom di Media Massa, Jakarta: Erlangga.

Scott A. Kuehn and  Andrew Lingwall, 2016,  The Basic of Media Writing: A Strategic Approach, Los Angeles: SAGE

Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, 2009, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Bandung: Remaja Rosdakarya

 

Post a Comment

0 Comments